Kamis, 10 Mei 2012

Sumber Daya Manusia PMI


Sumber Daya Manusia PMI :

1. Korps Sukarela
2. Tenaga Sukarela
3. Palang Merah Remaja
Dalam menjalankan kegiatan pelayanan, PMI didukung oleh sumber daya manusia yang tergabung di dalam keanggotaan PMI, yaitu:

Anggota remaja (Palang Merah Remaja/PMR)
Anggota biasa (Pengurus, Korps Sukarela/KSR dan Tenaga Sukarela/TSR)
Anggota luar biasa dan kehormatan

Relawan KSR dan TSR merupakan pelaksana kegiatan pelayanan yang dilakukan PMI, baik dalam penanggulangan bencana maupun pelayanan sosial kesehatan masyarakat. Keanggotaan remaja/PMR, kini tercatat sebanyak 1.633.182 orang, KSR 55.895 orang, dan TSR 44.668 orang.

Korps Sukarela (KSR)
Korps Sukarela (KSR) adalah kesatuan unit PMI yang menjadi wadah bagi anggota biasa dan perseorangan yang atas kesadaran sendiri menyatakan menjadi anggota KSR.

Persyaratan menjadi anggota KSR

WNI atau WNA yang sedang berdomisili di Indonesia
Berusia minimal 20 tahun
Berpendidikan minimal SLTP/Sederajat
Bersedia mengikuti pendidikan dan pelatihan
Bersedia menjalankan tugas kepalangmerahan secara terorganisir dan mentaati peraturan yang berlaku

Pendaftaran Anggota KSR
Apabila telah memenuhi persyaratan di atas, daftarkan diri ke Kantor PMI Cabang setempat dan bergabung menjadi KSR Unit Markas Cabang. Bila anda seorang mahasiswa suatu perguruan tinggi, dapat menghubungi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang menangani kepalangmerahan dan bergabung menjadi anggota kepalangmerahan setelah melewati pendidikan dasar, maka dapat bergabung menjadi KSR-PMI Perguruan Tinggi.

Pendidikan & Pelatihan
Setelah rekrutmen, anda akan mengikuti pelatihan tingkat dasar KSR, sebelum menginjak tingkat lanjutan dan spesiailisasi yang diselenggarakan oleh Markas Cabang. Sedangkan bagi anggota UKM kepalangmerahan, setelah pelatihan dasar di UKM dapat ditindaklanjuti pelatihan lanjutan di Cabang untuk menjadi anggota KSR PMI Perguruan Tinggi. Pelatihan spesialisasi biasanya akan diberikan kepada KSR yang siap menjadi anggota "Satgana" (Satuan Siaga Penanggulangan Bencana). Cakupan kegiatan tersebut pada intinya diarahkan untuk melaksanakan pertolongan/bantuan dalam kesatuan unit terorganisasi di bidang Penanggulangan Bencana serta Pelayanan Sosial dan Kesehatan Masyarakat.

Kegiatan KSR

Donor darah sukarela
Pertolongan pertama dan evakuasi pada kecelakaan, bencana dan konflik
Dapur umum, penampungan darurat, distribusi relief, "tracing and mailing" untuk korban bencana
Pelayanan pada program berbasis masyarakat (CBFA/CBDP)
Layanan konseling dan Pendidikan Remaja Sebaya (PRS), Pendidikan Wanita Sebaya (PWS) untuk pencegahan sebaran HIV/AIDS dan narkoba dengan pendekatan
Ketrampilan hidup
Temu karya KSR
Membantu PMI Cabang membina PMR

Cakupan kegiatan tersebut pada intinya diarahkan untuk melaksanakan pertolongan/bantuan dalam kesatuan unit terorganisasi di bidang Penanggulangan Bencana serta Pelayanan Sosial dan Kesehatan Masyarakat.

Tenaga Sukarela (TSR)
TSR adalah anggota PMI yang direkrut dari perseorangan dari kalangan masyarakat yang berlatar belakang profesi atau memiliki ketrampilan tertentu, misalnya dokter, ahli gizi, sanitasi, akuntan, logistik, teknisi, pertanian, jurnalis, seniman/artis, teknologi komunikasi, guru, dsb.

Persyaratan menjadi anggota TSR PMI:

WNI yang bertaqwa kepada Tuhan YME
Setia kepada Pancasila dan UUD ‘45
Usia minimal 18 tahun dan serendahnya tamatan SMP/Sederajat
Atas kesadaran dan kemauan sendiri bersedia mendaftarkan diri menjadi anggota PMI setempat
Memiliki keterampilan/keahlian/profesi tertentu yang dapat mendukung tugas dan kegiatan PMI, baik yang didapat dari pendidikan formal maupun non formal, seperti kursus,dll
Memiliki kesanggupan secara fisik dan mental
Bersedia menjalankan ketentuan organisasi PMI dan menjaga nama baik PMI
Bersedia mengabdikan diri di PMI
Bersedia mengikuti Orientasi Kepalangmerahan

Bagi WNA yang berminat menjadi anggota TSR PMI:

WNA yang telah memenuhi ketentuan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia (mempunyai dokumen keimigrasian yang jelas)
Bersedia mengikuti Orientasi Kepalangmerahan
Mendaftarkan diri atas kesadaran dan kemauan sendiri
Bersedia mentaati peraturan organisasi yang berlaku dan menjaga nama baik PMI

Kalangan profesional yang berminat ingin bergabung dengan PMI dapat menghubungi Markas PMI Cabang atau Daerah setempat kemudian mengikuti orientasi kepalangmerahan, sebelum dilibatkan dalam berbagai kegiatan kemanusiaan. Mereka akan direkrut bilamana, PMI mempunyai program kegiatan pelayanan yang memerlukan tenaga relawan dengan spesifikasi yang terkait, untuk ditugaskan dilokasi operasi kemanusiaan tersebut.

Palang Merah Remaja (PMR)
PMR adalah wadah kegiatan remaja di sekolah atau lembaga pendidikan normal dalam kepalangmerahan melalui program ekstra kurikuler.

Persyaratan menjadi anggota PMR

WNI atau WNA yang berdomisili di Indonesia
Berusia 7-20 tahun dan belum menikah
Berpendidikan setingkat SD, SLTP dan SLTA
Bersedia mengikuti pelatihan dan pendidikan dasar kepalangmerahan
Mendapat persetujuan orang tua/wali

Anggota PMR

PMR MULA
Usia 7 – 12 tahun atau setingkat SD
PMR MADYA
Usia 12 – 16 tahun atau setingkat SLTP
PMR WIRA
Usia 16 – 20 tahun atau setingkat SLTA

Kegiatan PMR

Pengumpulan bantuan di sekolah untuk korban bencana
Bakti sosial dengan kunjungan ke rumah sakit atau panti jompo/panti asuhan untuk perawatan keluarga, gerakan kebersihan lingkungan, dsb
Mengikuti gerakan kakek/nenek angkat asuh
Mengikuti pelatihan remaja sebaya di bidang kesehatan remaja dan HIV/AIDS
Donor darah siswa
Seni (majalah dinding, lomba-lomba)
Pertukaran album, program persahabatan remaja palang merah regional/internasional
Jumbara (Jumpa Bakti Gembira) PMR

Ruang lingkup kegiatan PMR dikenal dengan nama “Tri Bakti Remaja”, yang mengandung arti:

Berbakti kepada masyarakat

Seperti mengadakan kunjungan berkala ke panti jompo, menjadi donor darah
Mempertinggi keterampilan serta memelihara kebersihan dan kesehatan

Misalnya, mempraktikkan kebersihan dan kesehatan di lingkungan sekitar, mampu melakukan pada luka lecet
Mempererat persahabatan nasional dan internasional

Contohnya, melakukan latihan gabungan PMR dengan kelompok PMR lain, saling bertukar album persahabatan

Pendidikan dan Pelatihan
Pengembangan sumber daya manusia yang mempunyai peranan penting bagi kehidupan organisasi untuk mewujudkan cita-citanya dalam pengabdian terhadap tugas-tugas kemanusiaan. Tantangan yang dihadapi PMI dalam menjalankan tugas-tugas kemanusiaan yang dimaksud adalah kita tidak hanya dituntut untuk memiliki motivasi dan dedikasi saja, tetapi harus pula memiliki keterampilan dan keahlian yang memadai.

Dalam mengembangkan kegiatan untuk para remaja dan pemuda, PMI mewujudkan peran sertanya melalui PMR untuk menjadi manusia yang berperikemanusiaan, berbudi luhur, jujur, serta bersedia tanpa pamrih membantu sesama manusia. Selain itu masyarakat mempunyai banyak tenaga potensial (KSR) yang dapat bermanfaat bagi PMI untuk mewujudkan tugas-tugas pengabdian kemanusiaan. Disini KSR diberikan pembinaan dan pelatihan berupa:

Pendidikan PMR
Pendidikan KSR
Kursus asisten transfusi darah
Pendidikan untuk masyarakat

Senin, 30 April 2012

Pembinaan PMR


PMR ; Relawan Masa Depan
Pembinaan PMR Pembinaan Palang Merah remaja Palang Merah Remaja (PMR) adalah wadah pembinaan dan pengembangan anggota remaja PMI, yang selanjutnya disebut anggota PMR. Terdapat di PMI Cabang seluruhIndonesia dengan anggota lebih dari 1 juta orang. Anggota PMR merupakan salah satu kekuatan PMI dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan kemanusiaan dibidang kesehatan dan siaga bencana, mempromosikan Prinsip-Prinsip Dasar Gerakan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional, serta mengembangkan kapasitas organisasi PMI.

PMI mengeluarkan kebijakan pembinaan PMR: (1) Remaja merupakan prioritas pembinaan, baik dalam keanggotaan maupun kegiatan kepalangmerahan.  (2) Remaja berperan penting dalam pengembangan kegiatan kepalangmerahan. (3) Remaja berperan penting dalam perencanaan, pelaksanaan kegiatan dan proses pengambilan keputusan untuk kegiatan PMI. (4).  Remaja adalah kader relawan.  (5).  Remaja calon pemimpin PMI masa depan.

Tujuan pembinaan dan pengembangan PMI masa depan: (1)  Penguatan kualitas remaja dan pembentukan karakter. (2) Anggota PMR sebagai contoh dalam berperilaku hidup sehat bagi teman sebaya. (3). Anggota PMR dapat memberikan motivasi bagi teman sebaya untuk berperilaku hidup sehat.  (4) Anggota PMR sebagai pendidik remaja sebaya.  (5) Anggota PMR adalah calon relawan masa depan.

Perekrutan anggota PMR berdasarkan target usia: (1) 10 - 12 tahun (PMR Mula), (2)  12 - 15 tahun (PMR Madya), (3) 15 - 17 tahun (PMR Wira)

Pelatihan PMI diarahkan pada peran PMR sebagai peer educator, peer leadership, peer support dan peer educator, dengan menekankan pada perilaku hidup sehat dan pengurangan risiko sesuai prinsip-prinsip dasar Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional. Agar proses belajar dan kegiatan menjadi aktivitas kehidupan nyata yang dihayati dengan penuh kegembiraan membantu anggota PMR menikmati kegiatan dan membangun imajinasi tentang apa dan bagaimana seharusnya menjadi anggota PMR

Kisah Relawan KSR PMI, Cinta Lokasi dan Melawan Ego Pribadi


Ikut organisasi kemanusiaan seperti KSR PMI ( Korps Suka Rela Palang Merah Indonesia ) adalah suatu kebanggaan penuh keikhlasan tersendiri yang bukan menjadi minat prioritas kebanyakan mahasiswa di kampus – kampus saat itu.
Sekian ratus mahasiswa baru kampus saya saat itu, yang tertarik memilih ikut KSR PMI, hanya hitungan jari saja, kebanyakan tertarik dengan Pecinta Alam atau penelitian ini dan itu, yang terlihat jelas kegunaannya, menurut para mahasiswa.
Angkatan kami di tempa secara teori selama kurang lebih seminggu di kampus, oleh para senior dan staff Palang Merah Indonesia, markas daerah Jakarta.dilanjutkan praktek simulasi lapangan di gunung Pancar, Jawa barat. Membuat tandu dengan cepat membawa simulasi korban bencana, di atas gunung dan sungai, kami lakukan, terperosok ke sawah – sawah, menambah keceriaan para peserta diklat KSR PMI, membangun tenda pleton dan rapling melintasi jurang, menjadi tantangan kebersamaan.
13312507481564882101
kenang - kenangan
Lelah dan kegembiraan pada hari terakhir, terobati dengan dilantiknya kami oleh para pengurus PMI dan Purek 3 kampus, menjadi anggota baru Korps Suka Rela Palang Merah Indonesia, dan dinamai angkatan Pelor ( Tempe dan Telor ), karena selama beberapa hari , lauk menu yang kami masak di gunung Pancar, hanya berputar – putar Tempe dan Telor.
Selanjutnya kami sering di tugaskan untuk membantu bersama PMR dan para dokter, di stasiun – stasiun saat bulan puasa dan lebaran, memberikan pertolongan pertama bagi para pemudik, Saat Pemilu pun kami ditempatkan di TPS – TPS, memberikan bantuan kesehatan, bersama KSR dari berbagai kampus di Jakarta.
Tahun 1997 sampai 1998, mental kemanusiaan kami di uji, sebagai mahasiswa dan sebagai relawan PMI, demo – demo yang mengakibatkan keos antara mahasiswa dan aparat, selalu terjadi. PMI Markas daerah Jakarta, memanggil – manggil para insan KSR untuk turut berpartisipasi menolong para korban demo, yang sebagian adalah aparat keamanan. Satu sisi para mahasiswa sangat membenci aparat yang mendukung rezim Presiden Soeharto saat itu, tapi hati nurani berbicara lain, KSR PMI adalah petugas kemanusiaan.yang tidak memihak.
Menjadi catatan, Ketua PMI saat itu adalah Ibu Uga Wiranto, beliau adalah isteri dari mantan Panglima TNI, Jenderal Wiranto, yang nota bene saat itu sangat keras memperlakukan demo – demo para mahasiswa
Saat Peristiwa Semanggi terjadi, setelah ikut demonstrasi di DPR/ MPR, para senior di KSR PMI, meminta kami segera ikut menjadi relawan, berada di tengah desinganpeluru dan batu, keos parah terjadi antara aparat dan mahasiswa, padahal sebelumnya, kami berada di posisi mahasiswa, sekarang kami harus siap menolong aparat yang terkena lemparan batu dan lainnya, begitu memakai atribut PMI, kami menjadi berbeda, itulah relawan kemanusiaan.
Pengalaman paling pahit adalah saat kerusuhan, banyak ratusan korban terbakar yang tidak berbentuk lagi, harus kami angkut memakai tandu masuk kedalam mobil ambulan dan kami ikut didalamnya, terkadang saat kelelahan, tandu yang kami gunakan mengangkut korban, menjadi alas kami untuk merebahkan diri sejenak.
Saat bertugas tidak jarang di antara kami terjadi cinta lokasi antara mahasiswa, atau pun dengan para staff PMI, warna – warni kehidupan relawan yang sah – sah saja, tetapi sampai sekarang belum pernah terdengar ada yang berlanjut ke pelaminan, karena kebanyakan hanya karena sering bekerja sama, terjadilah rasa suka, setelah tugas selesai, warna – warni tersebut hanya tinggal kenangan indah saja.

Korps Sukarela (KSR) PMI


Korps Sukarela (KSR) adalah kesatuan atau unit di dalam perhimpunan nasional PMI, yang merupakan wadah pengabdian bagi Anggota Biasa dan pribadi-pribadi yang atas kesadaran sendiri menyatakan diri menjadi anggota KSR, serta mempunyai persyaratan berikut:
  -    WNI yang berdomilisi di Indonesia
  -    Setia kepada Pancasila dan UUD 1945
  -  Berusia minimal 18 tahun dengan pendidikan serendah-rendahnya SLTP/Sederajat. - Berkelakuan  baik.
  -    Sehat jasmani dan rohani.
  -    Bersedia mengikuti pelatihan sesuai kurikulum PMI.
  -    Bersedia menjalankan tugas kepalangmerahan secara terorganisir dan mentaati peraturan yang berlaku.
  -    Bersedia mengabdikan diri di PMI minimal untuk 3 tahun ke depan.

Unit KSR PMI bisa dibentuk di lingkungan Markas Cabang PMI, Perguruan Tinggi, lingkungan satuan kerja (kantor, pabrik/perusahaan) serta lingkungan masyarakat umum. Adapun jika ingin bergabung menjadi di Korps Sukarela PMI, selain memenuhi persyaratan di atas, jika anda sebagai masyarakat umum dapat mendaftarr di Markas Cabang PMI Kabupaten/Kota tempat anda tinggal, jika anda berstatus mahasiswa bergabung di KSR PMI Unit Perguruan Tinggi, namun jika belum ada, anda bisa membentuknya sendiri dengan koordinasi melalui PMI Cabang. Pelatihan di KSR merupakan refleksi dari peran KSR dalam menjalankan semua pelayanan PMI yang berkualitas dan professional, sehingga kurikulum yang disusun berdasarkan analisa masa kini dan masa datang dengan menekankan pada kualitas relawan. Kurikulum Berbasis Kompetensi sejak 2006 telah diberlakukan sehingga setelah menempuh dan dinyatakan lulus Pelatihan KSR Tingkat Dasar akan dilanjutkan Pelatihan KSR Spesialisasi, yaitu pelatihan sesuai minat, baik bidang pelayanan maupun yang bersifat manajemen. Kegiatan yang dilakukan KSR antara lain ; Pertolongan Pertama dan Evakuasi Korban Kecelakaan, tanggap darurat bencana (petolongan pertama, evakuasi, dapur umum, penampungan darurat, distribusi relief, Restoring & Family Links, Program Dukungan Psikososial, Program Kesiapsiagaan Bencana Berbasis Masyarakat (KBBM), Pertolongan Pertama Berbasis Masyarakat (PPBM), Pengurangan Risiko Dampak Bencana, Kampanye HIV & AIDS dan lain-lain.

Suka Duka Seorang Relawan Sosial Peduli HIV-AIDS


Ciri Ciri Penderita HIV AIDS
Berikut adalah tulisan seorang relawan pekerja sosial yang konsen peduli pada para penderita HIV-AIDS, semoga bisa membuka hati nurani dan kasih kita untuk berbagi dengan sesama. Tulisan ini dikutip dari artikel beliau disini. Berikut ungkapannya, Penderita AIDS juga manusia, mereka membutuhkanku, dan inilah pengabdianku untuk menyelamatkan nyawa mereka, menghidupkan mereka. Ibarat perang, saya rela menjadi serdadu melawan virus HIV/AIDS, dan kuyakin tak akan mati, tak akan terenggut nyawaku lantaran virus itu sebab kutahu pasti, tak semudah itu virus menerobos darah dan tulangku. HIV tak seperti virus influenza ataupun tuberkuloza (yang dulu populer disebut TBC, sekarang Tb). Manusia tertular HIV hanya bisa terjadi dengan aktifitas “terencana” dan “disengaja” yakni hubungan seks, transfusi darah. Selain itu tertular karena hubungan “keturunan” alias ibu bervirus menyusui bayinya dan jarum suntik.

Tak sedikitpun orang telah mencurigaiku sebagai penderita AIDS. Larangan itu bukan hanya dari teman-teman kampus, sahabat-sahabat dekat, tetangga tetapi juga dari saudara-saudara kandung. Bahkan istriku sendiri. Namun saya tak pernah surut dari pekerjaan yang menurut banyak kalangan sangat berisiko. Membahayakan memang jika saya mau bercanda dengan mautku. Sekali saja virus itu menembus darahku, maka saya tinggal menanti kematianku 5 atau 10 tahun akan datang. Sebab virus itu akan merusak seluruh jaringan tubuhku, memperlemah fisikku dan segera mengundang penyakit-penyakit “baru” semisal tumor ataupun kanker. Sekali lagi virus itu tak mudah memasuki tubuh seseorang, kawan…!!!.

Kemirisanku pada orang normal

Sekali waktu saya menikahkan pasangan HIV/AIDS, saya hampir digugat dan dipenjara sebab turut berkontribusi terhadap penularan virus HIV melalui pasangan pengantin baru itu. Saya bukannya dipenjara tetapi malah pihak yang menggugatku itu meminta maaf kepadaku oleh karena saya menjelaskan bahwa persyaratan pernikahan itu sangat ketat, harus berizin dari laboratorium, izin tersurat dari walikota, tidak boleh memiliki keturunan, dan wajib minum ARV.

Kematiannya Ditolak Masyarakat

Bukan hanya di Bali di mana jenazah penderita AIDS terbujur kaku dan beku, namun tak seorangpun berkenan menyentuhnya bahkan tak sudi untuk melakukan pembakaran terhadap mayatnya. Di kampung saya, seorang penderita AIDS wafat dan akan diterbangkan ke tanah kelahirannya. Namun pihak penerbangan menolak, peti jenazah itu terkatung-katung di bandara Sultan Hasanuddin.

Ditolak Bekerja

Puluhan penderita AIDS di Makassar mengajukan lamaran pekerjaan di berbagai perusahaan dan rumah sakit, mereka menolak dengan alasan takut tertular. Maka jadilah penderita AIDS masih dalam labelisasi manusia-manusia terisolir, sampah, dan dimarginalkan. Keadaan ini membuat frustrasi yang maha hebat pada penderita AIDS.

Ini lantaran orang-orang kental persepsinya bahwa AIDS adalah penyakit yang menjijikkan, kutukan, hukuman dan entah apalagi serapahnya. Mereka langsung menghubungkan akibat hubungan seks. Sungguh sebuah anggapan yang memperparah keadaan kejiwaan dan semangat hidup penderita AIDS. Saat mereka membutuhkan support, saat mereka tertatih-tatih dan tinggal menanti ajal menjemput. Malah orang-orang normal mencampakkannya.

Orang-orang itu sangat keliru dan “tidak berperikemanusiaan”, mereka beranggapan kuat bahwa AIDS adalah penyakit anti sosial, mereka tidak cocok bergaul dengan kita. Padahal jika hanya berkomunikasi dengan penderita AIDS, sangat berlebihan jika dicurigai akan menularkan virusnya ke manusia normal. Virus bermaterial genetik asam ribonukleat itu takkan menembus tubuhmu dan darahmu serta cairanmu jika tak ada kontak seksual. Jadi janganlah terlalu berlebihan dan over-acting untuk mencampakkan mereka, mereka juga saudara kita. Mereka butuh hidup, butuh pekerjaan dan butuh penghargaan sebagai manusia ciptaan Allah, sama seperti kita.

Jumat, 10 Februari 2012

KSR PMI UNIT 04 UNIMAL

Korps Suka Rela Palang Merah Indonesia (KSR-PMI) adalah organisasi yang ada diperguruan tinngi sebagai organisasi Palang Merah, KSR-PMI merupakan wadah yang menyiapkan tenaga Kepalang Merahan yang selalu berada dalam siaga dengan rasa senag dan tulus iklas setiap saat menyediakan diri untuk memberikan bantuan dan bantuan sesuai dengan kemampuannya bagi sesame ummat yang memerlukan. Maka dari KSR-PMI akan berusaha semaksimal mungkin dalam membaerikan pelayanan kepada masyarakat sebagai pengalaman Tri Darma Perguruan Tinggi dengan tidak mangharapkan imbalan tanpa pamrih.
Untuk itu KSR-PMI diperguruan tinggi dituntut harus dapat mengaktualisasikan kinerjanya dan menjadikan professional sebagai modal dasar untuk mengantisipasikan gejala keretakan pada dimensi kemanusiaan yang telah banyak menimbulkan masalah dan korban kemanusiaan.
Dalam menyikapi masalah ini anggota KSR-PMI Perguruan Tinggi di seluruh Indinesia khususnya di NAD, harus menyatukan Visi dan Misinya untuk lebih mempertegaskan komitmen sebagai organisasi non pemerintah yang dituntut untuk dapat mempertahankan prinsip Independensi demi kemanusiaan. Peranan penting yang dipegang KSR-PMI membuat posisi anggotanya harus professional dalam menjalankan tugasnya. Tugas KSR-PMI Perguruan Tinggi bukan hanya pada penyelenggaraan Donor Darah, Evaluasi, Lomba PMR dan kegiatan yang bersifat seremoni, namun lebih jauh orentasinya yaitu mempersiapkan diri dalam membantu korban Kemanusiaan, baik pengunsi, korban kerusuhan dan bencana alam yang banyak memekan korban.
Oleh karena itu khususnya KSR-PMI UNIT 04 UNIVERSITAS MALIKUSSALEH, yang didirikan dengan SK Rektor Universitas Malikussaleh No : 22/UM.H/Z/KEP/2000, pada tanggal 17 Mei 2000. pada awal berdirinya merupakan suatu wadah bagi mahasiswa untuk mempersiapkan tenaga Sukarelawan yang terampil, propesional dalam karya bakti dan prestasi.
Dengan bertambahnya usia KSR-PMI Universitas Malikussaleh ini, berbagai tugas berat terus diemban karena walau dalam Konflik, Bencana Tsunami dan Banjir yang melanda Aceh kita dituntut harus siaop dalam kondisi apa pun. Terkait hal tersebut diatas, nilai Independensi kita terus dikuatkan, demi tugas kemanusiaan.
Pertolongan yang diberikan oleh KSR-PMI UNIT 04 UNIVERSITAS MALIKUSSALEH , ketika situasi konflik dan bencana lainnya khususnya di NAD, bukanuntuk kepentingan kelompok atau kepentingan golongan tertentu, akan tetapi didasari atas Prinsip Dasar Merah dan Bulan Sabit Merah International dalam mengemban tugas kemanusiaan.
Walaupun KSR-PMI Unit 04 belim mampu membarikan yang terbaik dan maksimal terhadap pelayanaan pertolongan kepada masyarakat akan tetapi kontribusi KSR-PMI Unit 04 Universitas Malikussaleh telah begitu banyak menunjang terciptanya Iklim Kondusif dalam masyarakat. Disaat ini dimana kondisi NAD, yang belum bangkit dari musibah Tsunami yang merenggut ratusan ribu manusia dan kerugian material lainnya, kembali lagi banjir melanda beberapa Kecamatan dan Kabupaten di NAD, KSR-PMI UNIT 04 UNIVERSITAS MALIKUSSALEH telah berdiri sebagai Sukarelawan digaris depan untuk membarikan bantuan yang sangat dibutuhkan segera penanganannyaseperti Evakuasi korban yang terjebak banjir untuk dikumpulkan disuatu tempat yang diangap aman, memberikan bantuan pertama dalambentuk konsumsi dan air bersih bagi pengunsi, juga melakukan pengawasan kesehatan terhadap pengunsi. Kegiatan ini terus dilakukan oleh oleh relawan KSR-PMI UNIT 04 UNIMAL bekerjasam dengan PMI CABANG ACEH UTARA dan relawan dari luar Aceh. Walaupun segala kekurangan menyangkut sarana dan prasarana yang menunjang dalam kegiatan kemanusiaan dialami dilapangan tidak membuat relawan KSR-PMI UNIT 04 UNIMAL mati langkah, karena tugas kemanusiaan ini harus tetap dilakukan selama NAD tidak lagi dilanda bencana. Oleh karena itu juga sangat dibutuhkan donator-donatur yang mau membantu sarana dan prasarana bagi operasional relawan dilapangan.

VISI
Sebagai bagian dari Palang Merah Indonesia (PMI) KSR-PMI mempunyai visi kedepan membentuk sumberdaya masyarakat yang potensial dan strategis, sehingga para anggota KSR-PMI dituntut peka dan peran aktif untuk mampu menyediakan pelayanan kemanusia kepada masyarakat yang efektif dan tepat waktu.

MISI
Sebagai organisasi yang consent memberikan sumbangsih kinerjanya tanpa pamrih, KSR-PMI mempunyai visi dan misi sebagai baerikut :
1. Melaksanakan Pelayanan kepalangmerahan yang bermutu dan tepat sasaran mencakup :
a. Bantu kemanusiaan dalam keadaan darurat
b. Pelayanan social dan kesehatan masyarakat
c. Usaha Transfusi Darah
2. Pembinaan generasi muda dalam kepalang Merahan, kesehatan dan kesejahteraan
3. Melakukan konsolidasi organisasi, pembinaan potensi dan peningkatan potensi sumber daya manusia untuk menghadapi situasi sesulit apapun
4. Menyebar dan mengembangkan aplikasi Prinsip Dasar Palang Merah dan Bulan bit Merah serta Hukum Perikemanusiaan Internasional (HPI) dimasyarakat
TUJUAN
1. Memberikan wahana bagi para mahasiswa untuk mendharmabaktikan diri bagi tugas-tugas kepalang merahan dan kemanusiaan sebagai bentuk tanggung jawab kemasyarakat dan kebangsaan.
2. Menyiapakan mahasiswa sebagai kader Palang Merah Indonesia
3. Meningkatkan kebersamaan perjuangan Palang Merah Indonesia
4. Sebagai realisasi pelaksana semangat moral Dasar Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional dalam memberikan bantuan kepada yang membutuhkan
5. Sebagai Sarana untuk turut serta membantu pemerintah serta pihak-pihak terkait yang peduli kemanusiaan.

FUNGSI
1. KSR-PMI Unit 04 Perguruan Tinggi bertugas membina dan mengembangkan minat, kemampuan dan ketrapilan dalam bidang kepalang merahan
2. Mempunyai bekal pengetahuan keterampilan kecakapan sikap kepribadian jiwa kemanusiaan melalui pembinaan dan pengembangan kepalang merahan
3. KSR-PMI Unit Perguruan Tinggi memiliki tugas melaksanakan pertolongan atau Bantu kemanisiaan dalam kesatuan yang terorganisir didalam koordinasikan dengan cabang setempat
4. Sebagai wahana untuk merencanakan, melakukan dan mengembangkan kegiatan kepalang merahan

LINGKUP KEGIATAN
1. KEGIATAN RUTIN

a. Donor Darah, membantu unit tranfusi darah Cabang Aceh Utara (UTDC) dan masyarakat yang memerlukan tranfusi darah dengan merekrut pendonor dan sukarela di lingkungan kampus unimal dan siswa/I SMU di kota Lhokseumawe dari tahun 2000 sampai dengan sekarang donor darah di tujukan untuk masyarakat kurang mampu dan yang membutuhkan.

b. Bakti Sosial


  • Perawatan keluarga pada lansia
  • Penyuluhan kesehatan
  • Membuka POSKO P3K
  • Program Pemberdaya Masyarakat
  • Memiliki desa yang dibina atau binaan
  • Menolong korban kecelekaan lalulintas

c. Pelatihan


  • Mengadakan pelatihan kepalang merahan
  • Program pertolongan pertama berbasis masyarakat (CBFA)
  • Pendidikan remaja sebaya (PRS) dan pendidikan wanita sebaya (PWS) untuk masalah HIV/AIDS, kesehatan reproduksi remaja, penyakit menular seksual (PMS), Narkoba dan lain-lain, melalui lokakarya, seminar dan pomolet.

2. KEGIATAN SAAT KONFLIK

a. Evaluasi mayat korban konflik


Untuk kegiatan satu ini khususnya KSR-PMI Unit 04 UNIMAL Merupakan kegiatan yang memang sudah sangat rutin selama konflik berlangsung di NAD dari tahun 2000 s.d tahun 2004 mencapai 500 orang, baik beridentitas maupun tidak beridentitas dan ini hanya bermodal satu unit Ambulance tapi sekarang Ambulance tinggal kenangan karena sudah rusak dan tidak layak pakai dan sekarang sudah dikembalikan ke pihak Universitas Malikussaleh.


Adapun kegiatan yang dilakukan antara lain :


  • Penangan Pengungsi
  • Mendirikan dapur umum dilokasi pengungsi
  • Traicing and Mailing Cervice (TMS) korban
  • Pos pelayanan social dan kesehatan pengungsian
  • Pertolongan Pertama Psikologis
  • Bantuan konseling pada pengungsi yang mengalami Psikologis Traumatik

KERJASAMA
1. PMI Cabang Aceh Utara
2. Unit Tranfusi Darah (UTD) Cabang Aceh Utara
3. Ikatan Motor Indonesia (IMI) NAD
4. Media Cetak dan Elektronik
5. Baru-baru ini dengan American Red Cross tentang Sosialisasi Flu Burung
FASILITAS
1. Markas / Sekretariat
2. Komputer dengan Akses Internet

SUMBER DANA TIAP KEGIATAN
Setiap kegiatan KSR- PMI lakukan dananya diperoleh dari pihak Rektorat UNIMAL sendiri juga dari PMI aceh Utara tetapi dana yang kami butuhkan selalu tidak mencukupi, bahkan kami terpaksa harus pinjam uang ketempat lain demi suksesnya acara yang kami buat. Disini kami sangat mengharapkan perhatian yang serius dari pihak Rektorat dan PMI demi kelancaran tugas-tugas kemanusian yang kami embank. Terima kasih kami ucapankan kepada Rektor dan PMI Aceh Utara yang telah membantu.
KENDALA DILAPANGAN
Guna lebih memaksimalkan kinerjanya, saat ini kSR-PMI Unit 04 UNIMAL masih banyak terdapat kekurangan dan kendala baik dana operasional, alat-alat kegiatan seperti : AMBULANCE, yang memang sangat representative dalam menjalankan tugas kemanusiaan, alat operasional keadministrasian kantpr/ marker, alat operasional maupun dana tersebut merupakan kendala besar yang kami hadapi agar lebih memudahkan dalam visi dan tugas kami sebagai penbabdian masyarakat yang dalam kondisi apapun siap terjun kelapangan dan kadang kala diluar perhitungan manusia.
Bantuan alat operasional ini sangat dibutuhkan oleh KSR-PMI UNIT 04 UNIMAL, kepada Bapak Rektor agar dapat membantu kami dalam kelancaran dan kemudahan dalam memberikan pelayanan kemanusian. Terutama bantuan AMBULANCE demi kelancaran operasional kemanusian dilapangan.